Kios Adi Jaya Cekik Petani RJU Demi Perkaya Diri serta Golongannya


Mesuji - Kios Adi Jaya milik Haji Kholil menjual pupuk bersubsidi lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan Pemerintah. Akibatnya, para Petani di wilayah Rawa Jitu Utara (RJU) pun terseok-seok membeli, demi memenuhi kebutuhan pasokan pupuk lahan pertanian mereka. 

Dari kesaksian salah satu bendahara Gapoktan di wilayah setempat, bahwa Haji Kholil sengaja menjual pupuk bersubsidi dengan harga tinggi berdasarkan hasil rapat kesepakatan beberapa pihak-pihak terkait.

"Sekitar Rp 30 ribu rata-rata keuntungan per sak 50 Kg pupuk subsidi baik itu merek NPK maupun UREA. Atau tepatnya selisih dari harga HET Yang dijual oleh Kios Adi Jaya kepada para Petani. Dasarnya hasil rapat sepakat, banyak pihak seperti Babinsa, Gapoktan Desa-desa, dan pihak-pihak lainnya diberi Haji Kholil jatah fee per sak sekian nilainya secara rutin. Kami Gapoktan per sak kebagian fee Rp 1.500, yang pihak lain mungkin beda nilai fee nya masing-masing," terang pria bertubuh gemuk paruh baya ini meminta identitasnya dirahasiakan, Kamis (8/6/2023).

Untuk diketahui, HET ketentuan pemerintah yaitu Pupuk UREA Rp 2.250 Per kg, maka per sak karung 50 kg seharga Rp 112.500. Sementara Pupuk NPK Rp 2.300 Per kg, berarti senilai Rp 115.000 per sak karung 50 kg. 

"Haji Kholil jual pupuk subsidi merek urea seharga Rp 140.000 per sak, pupuk merek NPK seharga Rp 145.000. Alhamdulillah pengiriman pupuk pada masa tanam tahun sekarang ini lancar," ujar dia sumringah lega.

Keluh kesah dari kaum petani yang berhasil dihimpun awak media, selain mahal, seringkali terjadi para Petani mengalami kesulitan memperoleh atas apa yang seharusnya menjadi haknya (pupuk subsidi) itu.

Saking langkanya ketersediaan stok pupuk subsidi di beberapa kios wilayah RJU, banyak petani harus rela melakukan pembayaran terlebih dahulu (di muka) kepada kios agar dirinya bisa kebagian pupuk produk pembiayaan dari Pemerintah itu. 

"Saya seringkali bayar duluan ke haji Holil supaya kebagian alokasi pupuk," aku Guntur, seorang warga Desa Sungai Sidang. 

Ia lantas bercerita, dirinya sudah beberapa kali membeli pupuk subsidi di Kios Adi Jaya dengan jumlah yang lumayan banyak, bisa sekitar 5 - 6 ton sekali order. 

"Ya saya beli gak pakai RDKK lah. Sungai Sidang sudah beberapa tahun terakhir ini gak pernah kebagian pendistribusian pupuk subsidi. Saya dengar baru masuk pertengahan tahun 2023 inilah pengiriman perdana pupuk subsidi masuk ke Desa sungai sidang sasarannya khusus untuk 38 petani dari 2 kelompok tani yang terdata dalam Simluhtan," bebernya. 

Di lain sisi, Ketua LSM KAKI, Ismail menganalisa keterangan Guntur secara seksama, karenanya ia berpendapat bahwa sangat dimungkinkan terjadi Haji Kholil rutin menjual pupuk subsidi kepada pihak luar wilayah dan ke petani yang tidak terdaftar dalam RDKK. 

"Makanya para petani di sini kerap gempar. Mereka kalang kabut mengalami kesulitan mendapatkan stok pasokan pupuk subsidi," tafsirnya. 

Tentunya dari kurang aman ketersediaan stok pupuk subsidi, terlambat atau tidak tepat waktu penyaluran, hemat Ismail situasi seperti itu berpotensi besar mengakibatkan kaum petani mengalami rugi karena lahan garapannya berakhir gagal panen. 

Untuk itu, Ismail meminta pihak Tim Pembina tingkat Kabupaten segera menindaklanjuti permasalahan ini dengan mencabut ijin pengecer resmi (penyalur di lini iv) Kios Adi Jaya pemiliknya bernama Haji Kholil diduga masif nakal melanggar regulasi penyaluran pupuk subsidi. 

"Saya nilai cukup fatal apa yang dilakukan oleh Kios Adi Jaya yaitu menjual pupuk subsidi lebih tinggi dari batas HET. Kemudian hasilnya dibagi-bagi ke beberapa pihak golongannya. Kuat dugaan kerap juga yang bersangkutan menyelewengkan penyaluran pupuk ke pihak yang tidak seharusnya menerima subsidi pemerintah. Semoga tim pembina tingkat atas cepat merespons persoalan ini," harapnya. 

Ia juga berencana segera melakukan pelaporan tertulis ke Tipikor Polres Mesuji dan Kejari Mesuji perbuatan Haji Kholil serta golongannya. 

"Mari kita bantu kawal perjuangan kaum petani dalam meningkatkan kualitas hidup. Jangan sampai bayang-bayang kesengsaraan terus menghantui mereka," pungkasnya. (G)

Posting Komentar

0 Komentar